Ditulis Oleh Al Ustadz Abu faruq Ayip Syafruddin
Suatu
hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkunjung ke
perkampungan kaum Anshar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
menyapa anak-anak dengan memberi salam kepada mereka. Tak hanya itu,
beliau lalu mengusap kepala masing-masing anak dari kalangan Anshar
tersebut.
Asy-Syaikh
Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah menyebutkan hadits tersebut
sebagai hadits sahih dalam Al-Jami’u Ash-Shahih. Dalam riwayat tersebut
mencerminkan betapa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah
sosok manusia yang sarat kelemahlembutan. Sikap itu tecermin manakala
beliau, dengan penuh perhatian, menyapa anak-anak lalu mengusap kepala
mereka. Kepribadian nan hangat beliau tunjukkan saat berjumpa anak-anak.
Sebuah sikap peduli yang teramat terpuji.
Sikap
yang ditunjukkan beliau juga mencerminkan betapa beliau seorang yang
tawadhu (rendah hati). Walau terhadap anak kecil, beliau tetap
memberikan perlakuan yang baik. Tidak meremehkan apalagi menyakitinya
melalui sebuah sikap. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dalam
hadits sahih riwayat Anas bin Malik, bahkan memberi salam terlebih dulu
kepada anak-anak. Ini menunjukkan jiwa tawadhu beliau sekaligus
kepribadian beliau yang senantiasa memberi keteladanan nan terpuji.
Allah Ta’ala berfirman :
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللَّهِ لِنتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ
“Maka dengan sebab rahmat dari Allah,
engkau bersikap lemah lembut kepada mereka. Seandainya engkau bersikap
kasar dan keras hati niscaya mereka akan menjauh darimu…” (Al Imran
:159)
Juga firman-Nya:
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
“Sungguh telah datang kepadamu seorang
rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kamu
alami, (dia) sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu,
penyantun dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman.”
(At-Taubah:128).
Demikianlah
sikap dari seorang yang berkepribadian agung. Beliau tampakkan sebagai
pola kebiasaan sehari-hari, tidak dibuat-buat dan merupakan refleksi
dari keadaan pribadinya yang teramat luhur. Sungguh telah ada pada diri
rasul teladan yang baik bagi kalian. Wallahu a’lam.